Pelatihan SPA -Sore itu tampak sejumlah calon TKI (Tenaga Kerja Indonesia) asal Bali sedang duduk berjejer di ruang tunggu kantor BP3TKI di Jalan Danau Tempe, Sanur, Denpasar. Satu dari mereka adalah Libra Yanti. Perempuan 32 tahun ini sedang mengurus syarat-syarat keberangkatan untuk bekerja di New Zealand (Selandia Baru) sebagai terapis spa. “Di sini (Bali) gaji terapis spa kecil. Ngepas buat makan saja. Saya 15 tahun kerja di Sanur dan Nusa Dua, paling besar gajinya Rp 3 juta, itupun termasuk komisi. Makanya, mau ke luar negeri biar dapat gaji lebih gede,” kata Libra Yanti, perempuan asal Banjar Jawa, Kabupaten Buleleng, saat ditemui Tribun Bali pada Rabu (14/2) sore di kantor BP3TKI Denpasar. Ibu tiga anak ini mengaku ditawari gaji 2.500 dolar Selandia Baruatau setara dengan Rp 27 juta per bulan. Ia mengaku dikontrak selama satu tahun di sebuah tempat spa di Selandia Baru.
“Kalau misalnya suka, bisa diperpanjang kontraknya nanti. Kalau tidak, saya pulang saja. Tapi kan lumayan bisa bawa uang banyak,” kata Libra Yanti yang sebelumnya mengaku sempat juga bekerja di Turki.
Kepala Balai Pelayanan, Penempatan, dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Denpasar, Ilham Achmad mengatakan, sebelum pihaknya memberikan izin keberangkatan ke daerah tujuan TKI, calon TKI diminta untuk menunjukkan sertifikat-sertifikat yang merepresentasikan mereka mempunyai skill atau keterampilan di bidang tertentu.
Selain itu, mereka juga dites wawancara oleh pihak BP3TKI sesuai bidang pekerjaannya masing-masing.
“Sebelum kami memberangkatkan TKI, kami juga berikan pembekalan akhir pemberangkatan (PAP). Kalau semua tidak didukung dengan skill, mereka tidak bisa lolos. Harus ada sertifikat. Kalau secara bahasa, itu tugas saya. Nanti saya suruh perankan sebagai terapis, misalnya saya sebagai tamunya. Dia harus bisa bahasa inggris minimal,” kata Ilham.
Berdasarkan data yang diterima Tribun Bali dari BP3TKIDenpasar, jumlah TKI Bali di luar negeri tercatat sebanyak 5.202 orang. Data itu hasil rekapan Januari sampai Desember 2017.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.919 bekerja di kawasan Eropa, 1.385 bekerja di kawasan Asia Pasifik, 628 di kawasan Amerika, dan 270 orang bekerja di kawasan Afrika.
Dilihat dari asal TKI Bali itu, 971 orang (terbanyak) berasal dari Kabupaten Buleleng. Kedua, 677 orang dari Tabanan; ketiga 569 orang dari Gianyar; 345 orang dari Badung; 467 dari Bangli; 492 dari Denpasar; 349 dari Jembrana; 416 dari Karangasem; dan 444 dari Klungkung.
Ada pula yang berasal dari luar Bali namun tercatat di BP3TKI Denpasar, yakni sebanyak 472 orang.