UKM Jamu Harus Naik Kelas
SPA Serba-Serbi Jan 12, 2015
Pelatihan SPA | Jadwal Pelatihan SPA 2015
Pemerintah, melalui sejumlah kementerian, mencanangkan Gerakan Budaya Minum Jamu. Hal itu dilakukan untuk mendorong agar produk jamu di Tanah Air diminati, baik oleh pasar lokal maupun internasional.“Kami (pemerintah) akan mendorong UKM jamu naik kelas, jangan jamu gendong terus. Dulu Martha Tilaar dari berusaha jamu gendong sekarang menjadi perusahaan raksasa,” kata Menteri Koperasi dan UKM, Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga, seusai meresmikan Gerakan Budaya Minum Jamu di kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Jumat (9/1).
Hadir pada acara tersebut, antara lain, Menteri Perdagangan Rachmad Gobel, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Pariwisata Arif Yahya, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursidan Baldan, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Kesehatan Nila Muluk, pendiri PT Mustika Ratu, Moeryati Sudibyo, dan Ketua Yayasan Puteri Indonesia, Putri K Wardani.
Puspayoga mengatakan bahwa pihaknya akan terus menyosialisasikan kampanye minum jamu di semua kantor pemerintahan dan kementerian yang ia pimpin. “Ini warisan budaya, bangsa Indonesia harus mencintai dan melestariakan jamu,” katanya.
Menurut dia, jamu adalah produk unggulan Indonesia yang harus terus dipromosikan, baik di dalam maupun di luar negeri. Terlebih, jamu merupakan produk herbal yang punya nilai budaya tinggi dan telah berusia lebih dari 1.200 tahun.
“Sebelum terus didengungkan di luar negeri, maka dipromosikan di sini (dalam negeri) dulu. Jamu juga jadi bagian produk halal yang akan kita promosikan,” katanya.
Menteri Pariwisata, Arif Yahya, menyambut positif pencanangan tersebut. Pasalnya, Indonesia adalah negara terbesar kedua di dunia setelah Brasil yang memiliki sekitar 30.000 varietas tanaman berkhasiat. Indonesia bahkan diklaim sebagai negara nomor satu yang memiliki varietas terbanyak tanaman laut berkhasiat. “Potensi ini belum dimanfaatkan secara maksimal karena belum masuk dalam perdagangan herbal dunia,” kata dia.
Dukungan pemerintah seperti pencanangan minum jamu akan sangat membantu produk herbal asli Indonesia itu untuk bisa masuk pasar internasional. “Kita harap Indonesia ke depan bisa jadi pemain jamu dan industri herbal kelas dunia,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah, melalui Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, juga menandai pencanangan kampanye minum jamu di Kementerian Perdagangan. Menurut putri presiden kelima RI itu, gerakan sehat minum jamu akan dimulai di seluruh kantor pemerintah.
“Ini penting sebagai salah supaya kita tetap menghargai produk dalam negeri dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015,” kata Puan.
Naik Kelas
Pada kesempatan itu, Puspayoga juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong UKM jamu naik kelas. Hal itu akan dilakukan melalui berbagai upaya, salah satunya mempermudah pemberian Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) kepada para pelaku usaha mikro herbal tersebut.
Puspayoga mengatakan potensi herbal sebagai bahan jamu di Tanah Air mencapai triliunan rupiah. Realitas itu didukung potensi kekayaan bahan baku herbal yang melimpah dan potensi iklim yang mendukung bahan baku jamu sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendukung perkembangan produksi jamu di Indonesia.
Ia mengatakan saat ini terdapat 1.247 industri jamu, 129 unit berupa industri obat tradisional (IOT) dan selebihnya termasuk golongan Usaha menengah Obat Tradisional (UMOT) dan Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa.
Puspayoga menambahkan keberadaan industri jamu mampu menyerap tenaga kerja lebih kurang 15 juta orang. Sebanyak 3 juta di antaranya terserap di industri jamu tradisional, sedangkan 12 juta lainnya terserap di industri jamu yang berkembang ke arah makanan, minuman, food supplement, spa aroma terapi, dan kosmetik.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya, Putri K Wardani, dalam kesempatan yang sama, menyayangkan banyaknya jamu berbahan kimia yang beredar. Padahal, Indonesia memiliki potensi sumber daya yang begitu besar karena merupakan negara terbesar kedua di dunia setelah Brasil yang memiliki varietas tanaman berkhasiat. Itu pun belum termasuk varietas tanaman laut. cit/Ant/E-3