PELATIHAN SPA – “Bisakah saya minta rasa ini?” ucap seorang laki-laki berperawakan kekar, dengan tubuh setinggi hampir dua meter, sambil menunjuk minuman di etalase yang ditulis dalam bahasa Inggris.Ia bernama Abdelouahid Lehyan. Abdel adalah satu dari pengunjung ASEAN Tourism Forum (ATF) 2017 yang digelar di Marina Bay Sands, Singapura, Kamis (18/1/2017).Abdel kemudian berdiri sambil melihat ragam rempah-rempah asal Nusantara yang terserak di meja. Ada kayu manis, cengkeh, bunga pala, bunga rosela, juga beberapa jenis dedaunan.Sementara itu, Retno Wulandari yang bertugas meracik minuman tradisional Indonesia menjawab, “Yang ini? Tunggu sebentar.”Retno diundang Kementerian Pariwisata untuk meramaikan booth Indonesia di ATF 2017. “Silakan,” ujar Retno sambil menyerahkan segelas minuman bernama Wedang Uwuh yang berwarna coklat bening kepada Abdel.
“Hmm. Sangat enak. Ini pertama kali saya mencoba minuman ini,” ucap laki-laki yang menjabat sebagai Chief Executive Officer itu seusai menyecap.
Tak berapa lama kemudian pengunjung lain datang. Kali ini dua orang perempuan berambut pirang menghampiri Retno dan berucap serupa dengan Abdel. “Saya pesan jeruk nipis dengan jahe ini,” ucap wanita yang bernama Ekatarina.
Retno langsung menyajikan segelas minuman dengan wangi rempah yang cukup menusuk hidung. Ekatarina bersama rekannya langsung menyeruput habis minuman yang diracik Retno.
“Saya sudah pernah coba minuman seperti ini di Bali. Biasanya memang Indonesia sediakan di acara seperti ATF. Minuman ini sangat bermanfaat,” kata perempuan asal Rusia itu.Pada ATF 2017, Retno menyuguhkan tiga jenis minuman rempah untuk disajikan. Nama-namanya pun unik, mulai dari Java Wonders, Island of Love, dan tentunya Wedang Uwuh. Retno juga memajang botol-botol minuman rempah yang ia bawa langsung dari Kotagede, Yogyakarta.
“Kalau Java Wonders dibuat dari jahe, jeruk nipis, dan akar alang-alang. Diracik bersama. Kalau Island of Love itu bunga telang, daun sereh, dan jeruk nipis. Nah, Wedang Uwuh dari jahe, kayu secang, dauh cengkeh dan daun pala. Ini bahannya rempah-rempah,” kata Retno kepada KompasTravel di sela-sela Travel Exchange ASEAN Tourism Forum (Travex ATF) di Marina Bay Sands, Singapura, Kamis (19/1/2017).
Retno mengatakan pada hari pertama Travex ATF, ia sudah mengisi ulang stok minuman hingga dua kali. Hingga sore, sudah puluhan orang yang mampir untuk mencicipi hidangan minuman rempah itu.
Tak hanya minuman tradisional, Kementerian Pariwisata juga membawa seorang terapis spa untuk layanan pijat bagi pengunjung Travex. Terapis spa di booth Indonesia, Fitriana menyebut lebih dari 20 pengunjung pada hari pertama. Layanan spa di booth Indonesia menawarkan jasa pijat selama tiga menit.
“Di sini spa ala Jawa. Saya pijat bagian tangan dan punggung. Rata-rata banyak yang punggung dan leher,” kata Fitriana kepada KompasTravel.Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata Wilayah Asia Tenggara dari Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani, mengatakan Kementerian Pariwisata mencoba menawarkan konsep booth yang bisa diingat secara penglihatan, penciuman, dan rasa.
“Satu desain baru yang menunjukkan Indonesia. Kami pakai kain motif Indonesia. Bisa batik sebagai vocal point. Aspek desain bisa dilihat dari mata. Dari rasa kami menawarkan minuman tradisional, dan kami membawa spa dan wangi rempah,” kata Rizki kepada KompasTravel.
Kementerian Pariwisata sendiri berusaha mencoba inovasi baru lewat desain booth. Menurut perempuan yang akrab disapa Kiki itu, Kementerian Pariwisata mencoba konsep baru selain kapal phinisi.
“Saat ini kami menginginkan tampilan baru setelah beberapa tahun pakai konsep phinisi. Kami sedang evaluasi ke depan dan evaluasi Pak Menteri. Bangun eksterior perlu mencirikan Indonesia. Apa yang perlu ditampilkan eksterior bangunan untuk booth, kami akan tentukan ke depannya,” jelasnya.
Indonesia mengikuti ajang Travel Exchange ASEAN Tourism Forum (Travex ATF) 2017 di Singapura pada tanggal 18 – 20 Januari 2017 di Marina Bay Sands, Singapura. Kementerian Pariwisata mengajak 40 industri untuk menawarkan produk-produk wisata Indonesia di Travex