Survei online terhadap 780 ibu berusia 24-45 tahun di seluruh Indonesia selama bulan Mei hingga Juni 2015 mengungkap, sebanyak sembilan dari 10 ibu Indonesia sudah paham akan pentingnya pijatan untuk perkembangan bayinya. Namun, 62 persen mengaku masih menyerahkannya ke orang lain, yaitu terapis baby spa atau dukun pijat bayi.”Padahal, kenyataannya 70 persen bentuk stimulasi dan bonding (ikatan) antara ibu dan bayi didapat dari pijat bayi yang dilakukan sang ibu sendiri. Sekitar 30 persennya didapat dari grooming dan baby bathing,” ujar dokter spesialis anak dari RS Pusat Pertamina dan Brawijaya Women & Children, dr Margareta Komalasari di Jakarta, Sabtu (6/6).
Dilanjutkan Margareta, manfaat yang diperoleh setelah pijatan adalah bayi akan merasa lebih tenang, lebih nyaman, tidur lebih nyenyak dan frekuensi menyusui juga lebih banyak. Pijat bayi dengan gerakan yang tepat juga bisa mencegah gangguan kesehatan pada bayi, seperti kolik.
“Sedangkan, keuntungan yang diperoleh sang ibu adalah ia akan merasa lebih percaya diri. Semakin sering mengajak bayi berkomunikasi saat pijat maka ibu akan lebih mengenal sinyal-sinyal dari sang bayi kalau dia lapar dan sebagainya,” terang Margareta.
Namun, ditekankan Margareta, pijat bayi harus dilakukan saat dalam kondisi yang menyenangkan atau saat bayi tidak sakit. Agar bayi bisa merespons positif.