Perbedaan Perawatan Spa dengan Pijat

Memang pergi ke spa menjadi favorit banyak orang, terutama wanita. Sayangnya, banyak orang beranggapan bahwa spa hanya berarti pijat. Menurut Yoyoh R. Tamera, guru dan penguji Terapis Spa Nasional
, tim penyusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) mengatakan spa tidak sama dengan pijat. Ini karena spa perlu memasukkan perawatan fisik, mental, dan mental.
Selain itu, spa adalah perawatan dari ujung rambut hingga ujung kaki. “Oleh karena itu, perawatan spa membangun otak di tingkat delta hingga Theta, yang memperkuat sistem kekebalan tubuh,” kata Yoyo yang ditemui di Gaya Spa di Jakarta.

Spa memulai perawatan dengan aromaterapi. Ini akan memungkinkan pengguna untuk bersantai lagi. Tapi kalau hanya pijat, itu bukan spa.
Yoyoh menyatakan bahwa spa harus dilakukan sebulan sekali atau sebagai tanggapan atas keluhan. Jika Anda merasa lelah atau memiliki masalah tertentu, Anda dapat melakukannya seminggu sekali.
“Oleh karena itu, spa tergantung situasi dan kondisi. Nantinya, terapis spa bisa memberi tahu Anda lebih banyak tentang kapan harus melakukan spa setelah sakit,” katanya.
Pijat itu sendiri berasal dari bahasa Prancis yang berarti “dikompresi oleh gesekan”. Praktisi pijat termasuk terapis pijat, pelatih atletik, dan fisioterapis. Praktisi pijat bekerja di berbagai lingkungan medis dan rekreasi dan dapat melakukan perjalanan ke rumah atau bisnis pribadi. Kontraindikasi pijat
adalah penyumbatan pembuluh darah, gangguan pembekuan darah, atau mengonsumsi antikoagulan seperti warfarin, kerusakan pembuluh darah, kelemahan akibat kanker tulang, osteoporosis, atau patah tulang dan demam.

Selain itu, spa dapat merilekskan tubuh. Artinya, spa adalah perawatan tata rias yang lengkap. Mulai dari perawatan rambut, wajah, tubuh, kaki dan tangan untuk mencapai kenyamanan,” jelasnya.