Pelatihan SPA|Diklat SPA – Danau Sano Nggoang adalah danau vulkanik terbesar di Nusa Tenggara. Danau ini berada di Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat. Danau Sano Nggoang berjarak sekitar 63 kilometer atau 3 jam perjalanan berkendara dari Labuan Bajo yang merupakan ibu kota Kabupaten Manggarai Barat sekaligus pintu masuk ke Taman Nasional Komodo (TNK). Danau yang berada pada ketinggian 750 meter dari permukaan laut dan memiliki kedalaman sekira 600 meter itu menjadi daya tarik karena memiliki banyak sumber air panas dengan kadar belerang yang cukup tinggi. Bau belerang yang menyengat akan tercium saat berada di kawasan danau ini. Banyak wisatawan sengaja datang ke sini untuk menikmati sensasi spa belerang.
Belerang selain bermanfaat menghilangkan berbagai jenis penyakit kulit, juga bisa menghilangkan lemak yang menimbun. Oleskan belerang pada bagian tubuh yang diinginkan. Tunggu lima menit hingga belerangnya mengering dan menjadi seperti bedak berwarna putih, kemudian bilas dengan air hangat.
Selain untuk mandi dan spa, wisatawan juga kerap memanfaatkan sumber air panas untuk merebus makanan seperti telur, pisang, dan lainnya hanya dengan waktu sekitar 3 menit.
Kegiatan lain yang dapat dijalani di Danau Sano Nggoang yakni rekreasi dengan menungang kuda keliling danau, mengamati burung (bird watching), trekking, dan juga fotografi.
Alam dan sekiling danau ini terbilang masih asri. Pengunjung dapat menunggang kuda untuk menikmati suguhan pemandangan danau dari tempat yang lebih tinggi.
Jalur trekking yang pendek dan biasa menjadi pilihan wisatawan adalah Golo Dewa Peak atau dikenal juga dengan nama Puncak Savana. Trekking ini dapat ditempuh sekitar 4 jam pulang pergi. Dari puncak tersebut, Anda dapat menikmati pemandangan Danau Sano Nggoang, Hutan Mbeliling, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Selain itu, di kawasan ini juga Anda dapat menikmati makanan lokal dan kopi tradisional. Puncak Poco Dedeng adalah jalur lain yang dapat dipilih. Jalur ini lebih menantang karena meliputi bukit-bukit terjal dan hutan lebat.
Di samping indah dan tenang, danau ini juga merupakan habitat beberapa jenis burung, termasuk burung endemik Flores, yaitu gagak flores (Corvus florensis). Tercatat terdapat beberapa jenis burung ada di sekitarnya, yaitu itik gunung (Anas superciliosa), itik benjut (Anas gibberifrons), tesia timor (Tesia everetti), kipasan flores (Rhipidura diluta), cekakak tunggir-putih (Caridonax fulgidus) dan lainnya.
Pengunjung dapat mencoba kegiatan mengamati burung (bird watching) untuk mengamati aktifitas burung-burung tersebut. Untuk wisata budaya dan religi, wisatawan dapat mengunjungi sebuah kompleks kampung tua di atas perbukitan Golo Mblecek.
Kampung ini adalah kampung nenek moyang masyarakat Nunang yang konon berasal dari Minangkabau dan sebagian lagi dari Kerajaan Bima. Selain itu, terdapat sebuah gereja tua di tepian danau yang merupakan pusat penyebaran agama katolik pertama di Desa Wae Sano dan sekitarnya. Gereja ini belum pernah mengalami renovasi sehingga arsitekturnya masih asli.
Wisatawan yang berkunjung ke danau ini akan disuguhi Curu dan Kapu yang ditujukan sebagai penyambutan tamu. Upacara ini merupakan simbol nilai penghormatan dan kekeluargaan dari masyarakat lokal kepada wisatawan.
Curu merupakan tradisi menyambut tamu dengan cara mengarak mereka sepanjang jalan menuju rumah. Tiba di rumah, para tamu akan disambut dengan tradisi Kapu, yaitu penyambutan dengan menggunakan ayam jantan putih sebagai tanda rasa keikhlasan hati dan rasa kekeluargaan.
Sebagai pelengkap hidangan disajikan juga tuak, minuman khas untuk menghilangkan dahaga dan lelah selama berjalan jauh. Di akhir prosesi, para tamu biasanya memberikan uang sebagai ungkapan doa kepada Tuhan dan tanda hormat kepada arwah nenek moyang yang telah meninggal.
Atraksi tak kalah menawan adalah tarian Caci yang melambangkan kegagahan dan seni kaum pria. Kata Caci berasal dari kata ca yang berarti satu dan ci berarti uji. Cambuk, perisai, dan tongkat anyam panjang menjadi simbol pada tarian tersebut.
Cambuk melambangkan kilatan petir penghakiman Tuhan, perisai bermakna pelindung dari ibu pertiwi, dan tongkat anyam panjang berarti langit sebagai pelindung. Zaman dahulu, tarian Caci digunakan untuk ritual keagamaan, pernikahan dan pembukaan ladang baru. Kini, tari Caci mulai ditampilkan untuk hiburan wisatawan.
Untuk Anda yang ingin menginap di dekat danau maka Dusun Nunang dapat menjadi pilihan. Di sana terdapat beberapa home stay milik penduduk yang dapat disewa.
Apabila Anda tidak berniat menginap di kawasan sekitar danau, penginapan dan hotel di Labuan Bajo adalah pilihan yang bijak. Di Labuan Bajo terdapat banyak hotel untuk para backpacker, juga terdapat hotel-hotel mahal dan mewah. Hotel Bintang Flores yang terletak di pantai Pede adalah hotel terbaik dan paling mewah di Labuan Bajo.