Pelatihan SPA | Diklat SPA | Training SPA-Dunia kecantikan membawa Lourda Hutagalung ke bisnis spa, hingga dijuluki “Ratu Spa”. Kini, dia berupaya melestarikan sembilan macam spa lokal (etno wellness) yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. “Indonesia itu kaya budaya, termasuk wellness-nya. Hampir semua daerah punya wellness atau orang menyebutnya spa,” ungkap Lourda di sela-sela peluncuran Tangas Betawi di Hotel Hermitage, Jakarta, baru-baru ini. Dia bercerita awalnya banyak mengangkat spa dan ritual pijat dari berbagai negara. Saat ini, hal itu hanya ada beberapa saja di Gaya Spa. “Sekarang, saya justru mengangkat etno wellness atau spa dan ritual pijat dari sembilan daerah di Indonesia,” tegas Lourda, yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk mengangkat sembilan etno wellness dan siap diluncurkan Februari 2015.
Sembilan etno wellness itu terdiri atas Oukup/Martup Batak, Batangeh Minang, Tangas Betawi, Lulur Java, So’oso Madura, Boreh Bali, Batimung Banjar, Tellu Sulapa Eppa Bugis, dan Bakera Minahasa.
“Sembilan itu saya pilih untuk mewakili spa dari wilayah Indonesia barat hingga timur,” ujar Lourda yang memilih bisnis spa setelah sempat bekerja di Lancome dan membuka salon The Stylist.
Apa yang melatarbelakangi Lourda menggali dan mengangkat etno wellness Indonesia? Rupanya, ia miris melihat banyaknya pengobatan tradisional dari luar negeri yang merambah Tanah Air, termasuk Tiongkok.
“Kita lihat, di Indonesia marak traditional Chinese medicine (TCM). Saya enggak mau orang Indonesia akhirnya enggak mengenal etno wellness-nya, tetapi justru lebih kenal yang dari luar. Dan ternyata, budaya Indonesia kaya sekali, termasuk wellness-nya,” katanya.
Selama ini, ujar Lourda, masyarakat Indonesia umumnya hanya mengenal wellness dari Jawa dan Bali. Untuk dari daerah lain, tak banyak yang tahu, bahkan, generasi muda dari daerah bersangkutan sedikit yang tahu. Terlebih, generasi tua yang mengetahui bahan-bahan dan ritual spa khas daerah masing-masing sudah tidak banyak lagi. Karena itu, tak mudah bagi Lourda untuk menggali dan mengangkatnya.
“Selama tiga tahun, saya sampai harus menggebah-gebah (mendorong-dorong) orang-orang di daerah, termasuk para ibu-ibu di Lembaga Kebudayaan Betawi supaya mau mengungkapkan apa dan bagaimana spa khas Betawi yang disebut Tangas Betawi,” cerita pendiri Essentia Spa Academy.
Jakarta Pusat “Spa”
Setelah berhasil mengangkat sembilan etno wellness, Lourda bertekad menjadikan Jakarta sebagai pusat spa Indonesia.
“Selama ini, Bali dikenal sebagai pusat spa. Saya ingin ke depan, Jakarta menjadi pusat spa, dan spa menjadi tujuan wisata Jakarta, selain belanja,” harap Lourda yang kini memiliki tak kurang dari 10 gerai spa yang tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Dia pun memulai ambisinya untuk menjadikan Jakarta sebagai pusat spa lewat Tangas Betawi. Kebetulan, dia mendapat tawaran membuka gerai Gaya Spa di Hotel The Hermitage, Menteng, Jakarta.
“Saya lihat Tangas Betawi sangat cocok dengan arsitektur hotel ini yang merupakan gedung bersejarah warisan Belanda dan tempat ini cocok untuk menawarkan spa Betawi dengan kemasan yang layak dijual secara internasional,” ungkapnya.
Namun lebih dari itu, Lourda punya alasan kuat untuk khusus menawarkan spa ala Betawi itu. “Saya lahir dan besar di Jakarta, tapi kok seperti numpang hidup saja di tanah Betawi. Saya punya tanggung jawab mengangkat etno wellness dari budaya Betawi, dan ternyata, Betawi memang punya budaya spa, yaitu Tangas Betawi,” jelasnya.
Tangas Betawi, kata Lourda, adalah ritual mandi uap menggunakan air rebusan berbagai daun, bunga, dan rempah, seperti daun sirih, daun pandan, dilem, kulit secang, bunga melati, mawar, dan lain-lain, hingga tujuh rupa. Dalam praktik sehari-hari, ritual tangas lazim dijalani oleh calon pengantin agar tubuhnya bersih, harum, dan bersinar.
Ritual mandi uap itu juga dilengkapi dengan pijat khas Betawi. “Tangas Betawi ini cocok menjadi ikon baru destinasi wisata Jakarta,” kata Lourda yang siap memberikan training Tangas Betawi kepada 2.000 terapis spa di Jakarta.