Pelatihan SPA |DIKLAT SPA
Mbah Sutri (60an), tampak memijat bayi dimulai dari kaki sampai kepala. Pijatannya cukup keras, membuat sang bayi menangis histeris. Seusai sekujur tubuh dipijat, Mbah Sutri memegang kedua kaki bayi terus diangkat dan digoyang-goyang, kemudian ditekuk selayaknya orang push up terbalik. “Itu cara pemijatan yang salah. Mbah dukun bayi tampak memijat keras-keras terhadap bayi, kemudian memilin-milin perut, mengangkat kaki dan mengoyangnya. Itu berlebihan, tidak boleh memijat bayi dengan ekstra keras,” kata Kepala Instalasi Rawat Jalan RS Akademika UGM dr Ade Febriana Lestari, MSc, SpA. Dia bermaksud menunjukkan cara kerja pemijat bayi yang tidak sesuai kaidah ilmu kedokteran. Dalam cuplikan film pendek dari rekaman yang digubah oleh tim peneliti, dia bisa mengamati bagaimana kekeliruan seorang pemijat bayi. Mbah dukun atau dukun menjadi sebutan pemijat bayi di kalangan masyarakat Jawa.
Dunia kedokteran dalam satu darsa warsa berjalan makin terbuka matanya tentang peran pemijat bayi. Tidak lagi dianggap sebagai ancaman kesehatan bayi, sebaliknya pijat bayi sangat bermanfaat bagi kesehatan bayi. Syaratnya pemijatan menggunakan standar dan prosedur yang dianjurkan kedokteran modern.
“Beberapa kaidah yang bisa dipegangi pemijat bayi, seperti, waktu memijat maksimum 15 menit, bayi tidak dalam kondisi panas, kepala tidak boleh dipijat untuk menghindari risiko pendarahan, perut hanya boleh dipijat sesuai arus alur usus,” kata dia, Senin (24/11/2014).
Dengan pengetahuan dasar pemijatan, efek pijat bayi diharapkan makin menyehatkan bayi bukan sebaliknya. Kalangan kedokteran mengaku pijat bayi yang benar menjadi stimulus pertumbuhan dan perkembangan bayi.
“Ketika syaraf perut dan lambung disentuh secara lembut oleh tangan dukun bayi, itu membuat lambung cepat kosong. Kemudian bayi terangsang untuk menetek ibunya lagi, hormon oksitasin terlejut, bayi menjadi banyak minum asi ibunya. Dengan pijat, sang bayi tidak mudah kembung, gelombang otak naik yang memudahkan bayi tidur nyenyak, berat badan mudah naik.”
Ihsan, seorang warga yang jurhat di laman pribadi, anaknya sering sakit. Atas saran tetangganya, dia memijatkan anaknya ke dukun yang akrab disapa Mbah Mul. Hasilnya sang anak makin sehat. “Mbah Mul mengobati anak tidak dengan obat, obat satu-satunya pijat.”
RS Akademik UGM menjadi salah satu pusat pelayanan kesehatan yang bermitra dengan kader-kader posyandu, yang dididik memijat bayi. “Mereka ujung tombak pelayanan kesehatan warga, itu alasan mereka dipilih untuk dikenalkan cara memijat bayi,” kata Ade Febriana Lestari. Apabila mereka menjadi mahir, para kader posyandu mendapat sertifikat pijat dan boleh buka praktik pemijatan bayi dengan sistem pijat tradisional.
Dari sejumlah penelitian di lingkungan kedokteran UGM, Ade Febriana menyebut tidak lebih dari lima kasus pemicu kelainan bayi akibat pemijatan. Kasus itu pun belum diteliti lebih lanjut, apakah bayi yang bermasalah sebagai bawaan lahir atau efek pijat, jadi belum bisa disimpulkan pijat menyebabkan kelainan penyakit bayi. (Mukhijab/A-147)***